فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفاً فِطْرَةَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ
النَّاسَ عَلَيْهَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ
وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ
Artinya : "Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah,
(tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut
fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang
lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui". Q.s. Ar-Rum:30 ).
Sesungguhnya seseorang hamba beroleh derajat yang shaleh lagi shalehah
adalah karena katinggian ilmunya akan ajaran syar’i yang lurus lagi
mengikuti segala apa-apa yang diperintahkan oleh ALLAH Tabaraka wa
Ta’ala dan meninggalkan segala apa-apa yang dilarang-Nya serta mengikuti
sunnah Rasulullah Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam. Dan Adalah
mereka itu beriman dan bertakwa kepada ALLAH Ta’ala serta tiada
menyekutukan ALLAH dengan suatu juapun, serta beriman seperti yang
dikabarkan dalam Rukun Iman Dan Rukun Islam.
ALLAH Subhana wa Ta’ala Berfirman :
dengan ikhlas kepada Allah, tidak mempersekutukan sesuatu dengan Dia. Barangsiapa mempersekutukan
sesuatu dengan Allah, maka adalah ia seolah-olah jatuh dari langit lalu
disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh.
Al-Hajj : 031.
Dalam sebuah riwayat oleh Muaz bin Jabal ra., ia berkata:
Aku pernah membonceng Nabi saw, yang memisahkan antara aku dan beliau
hanyalah bagian belakang pelana. Beliau bersabda: Hai Muaz bin Jabal.
Aku menyahut: Ya, Wahai utusan Allah, aku siap menerima perintah.
Kemudian berjalan sejenak, kemudian beliau bersabda lagi: Hai Muaz bin
Jabal. Aku menyahut: Ya, wahai utusan
Allah, aku siap menerima perintah. Kemudian berjalan sejenak, kemudian
beliau kembali memanggil: Hai Muaz bin Jabal. Aku pun menyahut: Wahai
utusan Allah, aku siap menerima perintah. Beliau bersabda: Tahukah
engkau, apa hak Allah atas para hamba? Aku menjawab: Allah dan Rasul-Nya
lebih tahu. Beliau bersabda: Hak Allah atas para hamba, yaitu mereka beribadah kepada-Nya
dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu. Setelah berjalan sesaat,
beliau memanggil lagi: Hai Muaz bin Jabal Aku menjawab: Ya, wahai utusan
Allah, aku siap menerima perintah. Rasulullah saw. bertanya: Tahukah
engkau apa hak hamba atas Allah, bila mereka telah memenuhi hak Allah?
Aku menjawab: Allah dan Rasul-Nya lebih tahu. Rasulullah saw. bersabda:
Allah tidak akan menyiksa mereka
Nomor hadis dalam kitab Sahih Muslim [Bahasa Arab saja]: 43
Dan adalah mereka memiliki cirri-ciri sebagai berikut :
MENURUT AKHLAK
Akhlak adalah sesuatu yang adanya didalam diri seorang hamba menurut pola pikir serta cara berpikirnya,
bagaimana akalnya dapat berfadeh tat kala ia hendak mengambil
keputusan, menghadapi masalah dan sebagainya hingga iapun menunjukkannya
keluar dirinya kepada orang – orang disekitarnya.
- Mencintai Sesama Muslim
ALLAH Subahan wa Ta’ala Berfirman :
Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan
dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang
sesama mereka, kamu lihat mereka ruku` dan sujud mencari karunia Allah
dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas
sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat
dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang
mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu
menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu
menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan
hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mu’min). Allah
menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang
saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar. Al-Fath : 29
Dan Sabda Beliau Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam :
Dari Abu hamzah , anas bin malik ra. menerangkan bahwa rasulullah saw
bersabda, “tidak sempurna iman seseorang diantara kalian sehingga ia
mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri (HR bukhari dan muslim)
2. Berpegang Teguh Pada Kebaikan
Tiadalah baginya kemaksiatan dan dosa-dosa besar, melainkan hanya
dosa-dosa kecil sedang tiap-tiap manusia tiadalah yang mampu untuk luput
dari dosa kecil. Bahwasanya ia senantiasa berpegang teguh pada kebaikan
dan senantiasa menjauhi maksiat yang hanya akan mendekatkan dirinya
pada murka ALLAH.
3. Suka Menasehati dan Dinasehati Pada Kebenaran
ALLAH Subahana wa Ta’ala Berfirman :
kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. Al-Ashr :
4. Suka Instropeksi Diri
Mencari – cari aib lagi kesalahan orang lain amatlah mudah, sedang ia
tiadalah perlu dan tidak pula berkenan mencari kesalahannya sendiri
agar ia memperbaikinya, dan demikianlah yang tersirat adanya dikalangan
manusia dari kebanyakan. Sedang pada diri orang saleh lagi salehah itu
adalah sebaliknya, lebih menyukai mencari kesalahan sendiri kemudian memperbaikinya.
ALLAH Ta’ala Berfirman :
Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka,
sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu
mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu
menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu
memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa
jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha
Penerima taubat lagi Maha Penyayang. Al-Hujuraat : 012.
5. Penyantun
Dan tidaklah ia merugikan orang lain dengan perkataan dan perbuatannya, melainkan jikalaulah orang lain dalam keadaan susah
lagi pilu hatinya, melainkan dialah yang pertama memberi santunan
dengan sedayamampunya baik dengan harta maupun hanya lisannya.
6. Suka Bersedekah
Firman ALLAH Ta’ala :
Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak
menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat
dosa. Al-Baqarah : 276.
(yaitu) orang-orang yang sabar, yang benar, yang tetap ta`at, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah), dan yang memohon ampun di waktu sahur. Ali-Imraan:17
7. Menjaga Lisan
Dari Mu’adz bin jabal, ra, IA berkata,
“Aku pernah berkata;wahai rasulullah beritahukan kepadaku amal yang dapat memasukan kedalam surga dan menjauhkan dari neraka“
beliau menjawab”Engkau menanyakan sesuatu yang besar , namun hal itu
menjadi ringan bagi siapa saja yang diringankan oleh Alloh Swt. Kamu
menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun,
berpuasa ramadhan dan berhaji ke baitullah;
kemudian beliau bersabda ‘inginkah engkau kuberitahukan mengenai pintu-pintu kebaikan?
Puasa adalah perisai, shadaqah itu menghapus kesalahan sebagaimana air dapat menghapus api, dan shalatnya seseorang di tengah malam “kemudian beliau membaca surat As sajdah ayat 16, (tatajaafaa junuubuhum ‘ani almadaaji’i yad’uuna rabbahum khawfan wathama’an wamimmaa razaqnaahum yunfiquuna) (Lambung-lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, sedang mereka berdoa kepada tuhannya dengan harap-harap cemas)
Kemudian beliau bersabda’inginkah kalian kuberitahukan pokok dari
segala urusan dan puncak mahkotanya ?” Aku menjawab,”ingin, wahai
rasulullah,; beliau bersabda, ;pokok dari segala urusan adalah Islam ,
tiangnnya adalah shalat, dan puncaknya adalah jihad.
Lalu beliau bersabda; maukah kalian kuberitahu kunci dari semua itu
‘? Aku menjawab “mau , wahai rasulullah, maka beliau menunjukan lidahnya
seraya bersabda, “kendalikan ini” Aku bertanya,” wahai nabiyullah
apakah kami akan diminta pertanggunghawaban dengan apa yang kami katakan
? beliau bersabda,”Celakalah engkau hai Mu’adz, Bukankah yang menjerumuskan manusia kedalam api neraka dengan wajah tersungkur adalah akibat lidah mereka ?(HR Tirmidzi dan dia mengatakan ini adalah hadist hasan )
8. Suka Memaafkan
dan (bagi) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan
perbuatan-perbuatan keji, dan apabila mereka marah mereka memberi ma`af.
Asy-Syuura: 037.
MENURUT SIFAT
1. Bersifat Malu
Abu mas’ud uqbah bin amr al-anshari al badri ra,
berkata, sesungguhnya Rasulullah saw bersabda; “sesungguhnya sebagian
dari apa yang telah dikenal orang dari perkataan kenabian yang pertama
ialah,” bila engkau tidak malu (Berbuat Dosa) maka berbuatlah sekehendak
hatimu (HR Bukhari)
2. Ikhlas
Kecuali orang-orang yang taubat dan mengadakan perbaikan dan berpegang teguh pada (agama) Allah
dan tulus ikhlas (mengerjakan) agama mereka karena Allah. Maka mereka
itu adalah bersama-sama orang yang beriman dan kelak Allah akan
memberikan kepada orang-orang yang beriman pahala yang besar. An-Nisaa’ :
146
3. Selalu Bersyukur
Jika ia beroleh lebih senantiasalah ia bersyukur pada ALLAH, jika ia
beroleh kurang maka iapun tetap bersyukur dan hanya memohon karunia
ALLAH di hari yang lain.
Firman ALLAH Ta’ala :
Dan Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur. Ali-Imran : 145
4. Sabar
Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. Al-Baqarah : 153
kecuali orang-orang yang sabar (terhadap bencana), dan mengerjakan
amal-amal saleh; mereka itu beroleh ampunan dan pahala yang besar.
Huud:11
5. Bertawakkal
Artinya ialah berserah diri sepenuhnya kepada ALLAH lagi rela atas apa-apa yang dikehendaki ALLAH atas dirinya.
Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila
disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada
mereka ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada ALLAH lah mereka bertawakkal. Al-Anfal : 2
6. Adil
Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat
kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari
perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran
kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran. An-Nahl: 90
7. Shiddiq
Yaitu senantiasa berperilaku yang benar dalam kesehariannya, lagi senantiasa benar dalam perkataan dan perbuatannya, serta menjauhkan diri dari berkata dusta, tipu daya, serta perkataan dan perbuatan yang merugikan orang lain.
. Tafakkur Dan Bertaubat
Yaitu memikirkan lagi mengakui serta menyesali atas sekalian dosa dan
kesalahan yang pernah ia perbuat hingga kemudian iapun segera bertaubat
atas dosa-dosanya itu.
ALLAH Subahana wa Ta’ala Berfirman :
Sesungguhnya taubat di sisi Allah hanyalah taubat bagi orang-orang yang mengerjakan kejahatan
lantaran kejahilan, yang kemudian mereka bertaubat dengan segera, maka
mereka itulah yang diterima Allah taubatnya; dan Allah Maha Mengetahui
lagi Maha Bijaksana. Al-Baqarah : 17
9. Mengendalikan Diri Dari Amarah
Ialah suatu sifat yang disukai syaithan atas diri-diri yang tiada
mampu mengendalikan dirinya dari amarah, marah adalah suatu sifat yang
amat keji bagi manusia.
Dalam sebuah riwayat dikisahkan, bahwa salah seorang sahabat
Rasulullah sedang diuji keimanan dan kesabarannya, hingga hampirlah
daripadanya seorang penguji yang tiada ia kenal. Pada awalnya iapun
bersabar ketika si penguji itu menguji kesabarannya dengan
mendebatinya, hingga kedua kali iapun bersabar. Namun kemudian
hampirlah daripadanya Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, iapun
bersuka ria menyambut kedatangan beliau dan berkata: “apakah gerangan
akan kedatanganmu wahai Rasul ALLAH..?”, belumlah sampai Rasulullah
menjawab lalu si penguji itupun kembali mendebatinya hingga marahlah ia
sejadi-jadinya oleh karena tamu agung (Rasulullah) yang tengah
berkunjung daripadanya. Melihat hal yang sedemikian itu rasulullahpun
beranjak dari tempat beliau berdiri, hingga sahabat yang tengah di uji
itu betapa terkejut karenanya lalu menghampiri Rasulullah dan berkata.
“Mengapakah engkau beranjak ya Rasulullah, sedang engkau belum
mengucapkan satu patah kata sekalipun?” Lalu Rasulullah bersabda :
“Sesungguhnya..aku melihat banyak malaikat menghampirimu ketika engkau
menahan amarahmu. Namun ketika
Engkau meluapkan amarahmu..sungguh aku melihat malaikat-malaikat
itupun beranjak pergi melainkan digantikan oleh syaithan yang
mengerumunimu.
Dari Abu hurairah ra. menerangkan bahwa ada seseorang lelaki berkata
kepada Nabi Saw, ” berilah aku nasihat ‘ beliau menjawab” jangan marah,
maka diulanginya bertanya beberapa kali , kemudian nabi bersabda,”jangan
marah “(HR Bukhari)
10. Tawadhu dan Tidak Takabbur
Tawadhu Ialah sifat yang kiranya menunjukkan keluasan akal dan kebaikan pandangannya,
sedang Takabbur ialah sifat yang amat buruk yang menunjukkan sifat yang
keji lagi berlebih-lebihan adanya atas tiap-tiap sesuatu barang
kehendaknya.
ALLLAH Subhana wa Ta’ala Berfirman :
kepada Fir`aun dan pembesar-pembesar kaumnya, maka mereka ini takabur
dan mereka adalah orang-orang yang sombong. Al-Mu’minun : 46
Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah
kamu kepada Adam,” maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan
takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.
Al-Baqarah : 34
11. Bijaksana
Ia adalah salah satu sifat yang hendaknya dimiliki oleh tiap-tiap
pemimpin sebab ia tidak merugikan pihak manapun dalam mengambil
keputusannya. Oleh karena tiap-tiap manusia adalah pemimpin, Seorang
ayah adalah pemimpin bagi keluarganya ( Istri dan anak-anaknya), sedang
seorang Ibu adalah pemimpin bagi anak-anaknya, seorang kakak adalah
pemimpin bagi adik-adiknya, hingga kemudian menjadi pemimpin didaerah
tinggalnya, pemimpin di kotanya,hingga pemimpin negaranya, sedang
tiap-tiap pemimpin kelak akan dimintai pertanggung jawabannya.
12. Jujur
Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan apa-apa
yang terhormat di sisi Allah maka itu adalah lebih baik baginya di sisi
Tuhannya. Dan telah dihalalkan bagi kamu semua binatang ternak,
terkecuali yang diterangkan kepadamu keharamannya, maka jauhilah olehmu
berhala-berhala yang najis itu dan jauhilah perkataan-perkataan dusta. Al-hajj:30
Dan jika kamu khawatir akan (terjadinya) pengkhianatan dari suatu
golongan, maka kembalikanlah perjanjian itu kepada mereka dengan cara
yang jujur. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
berkhianat. Al-Anfal : 58
13. Rendah Hati
Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang
yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang
jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik. Al-Furqaan
: 63
14. Ta’at
Dan barangsiapa yang taat kepada Allah dan rasul-Nya dan takut kepada
Allah dan bertakwa kepada-Nya, maka mereka adalah orang-orang yang mendapat kemenangan. An-Nuur : 52.
15. Zuhud
Yaitu lebih mengutamakan kehidupan akhirat yang kekal abadi daripada
sekalian perkara dunianya yang sifatnya hanya sementara. Dan kehidupan
dimuka bumi hanya ia jadikan sebagai tempat untuk mempersiapkan bekal
menuju akhirat, karena kehidupan didunia hanyalah suatu kenikmatan yang
memperdaya dan kampung akhirat adalah lebih baik bagi orang – orang yang
taqwa.
Nikmat dan karunia ALLAH Kepada Orang-Orang Saleh dan Salehah
ALLAH Tabaraka wa Ta’ala Berfirman :
Dan barangsiapa yang menta`ati Allah dan Rasul (Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi ni`mat
oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati
syahid dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang
sebaik-baiknya. An-Nisaa’ : 69
Dari Abu Hurairah ra.:
Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda: bahwa ALLAH berfirman: Aku sediakan untuk hamba-hamba- Ku yang saleh atau salehah sesuatu yang belum pernah dilihat oleh mata dan tidak pernah didengar oleh telinga serta tidak terbesit dalam hati manusia. Bukti kebenaran itu terdapat dalam Alquran: (As Sajdah:17) Seorang pun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyenangkan pandangan mata sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan
Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda: bahwa ALLAH berfirman: Aku sediakan untuk hamba-hamba- Ku yang saleh atau salehah sesuatu yang belum pernah dilihat oleh mata dan tidak pernah didengar oleh telinga serta tidak terbesit dalam hati manusia. Bukti kebenaran itu terdapat dalam Alquran: (As Sajdah:17) Seorang pun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyenangkan pandangan mata sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan
Nomor hadis dalam kitab Sahih Muslim [Bahasa Arab saja]: 5050
Adalah lebih banyak ciri-ciri orang saleh lagi shalehah menurut Akhlak dan Sifat
mereka, sedang perkabaran ini tiadalah.. melainkan sedikit sekali.
Untuk itu marilah wahai akhi lagi ukhti sekaliannya, berikhtiar lagi
berusaha untuk menjadi orang-orang yang sedemikian mulia ini, agar ALLAH
memasukkan kita pada golongan hamba-hamba ALLAH yang shaleh lagi
shalehah serta memasukkan kita kepada golongan orang-orang yang
beruntung.
Firman ALLAH Ta’ala :
Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap
kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu (dalam berbuat) kebaikan. Di mana
saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari
kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Al-Baqarah:148
Artikel ini merupakan kajian saya sendiri (Penulis Blog) dan tidak
disadur dari artikel manapun, untuk itu mohon maaf atas segala
kekurangan dan ke khilafan.
Jika terdapat suatu perkataan yang tiada berkenan bagimu, maka kepada
ALLAH aku memohon ampun sedang kepada kamu sekalian aku memohon maaf.
Jazzakumullahu khairaan katshiron…
http://tausyah.wordpress.com
0 komentar:
Posting Komentar