AKU BUKAN PELANGI
Pagi itu, dibalik indahnya sang fajar, ku
Nyanyikan lagu terindah dari relung jiwaku, barangkali ku bisa
menghiburmu dikejauhan sana. Tapi saat itupun diriku menyadari betapa
jeleknya suaraku yang pura-pura merdu, hingga burung-burungpun protes
karena mengganggu kicauan indahnya.
Maafkan diriku kasihku…..ku tak bisa
menandingi indanya kicauan burung pagi, hingga salamku tak terdengar
sedikitpun ditelingamu yang mungil. Tapi aku akan terus berusaha tuk
memberikan yang terbaik buat dirimu.
Karena….dirimulah yang menjamah hatiku
dengan begitu lembut, membuat jiwaku terbang ke cakrawala indah
menyambut pelangi di matamu. Sinar emasnya begitu terang menebar berkah
dikedalam sukmaku.
Terima kasih….kekasihku, hanya itulah
bentuk bakti dan kesetiaanku padamu, karena hanya itu kemampuanku.
Inginnya ku memberikan bintang-bintang yang bertebaran dilangit tuk
menjadi mehendi di keningmu, hingga semua lelaki merasa silau memandang
keayuan wajahmu, yang dibaluti selimut indah ketabahan serta kesetiaan
jiwa dalam menjaga pusaka hidupku.
Inginnya ku merenggut rembulan, tuk menjadi
sandaran pundakmu, hingga ketika kau berjalan dikegelapan tetap dalam
cahaya kemesraan sang purnama, agar para pangeran disana berlomba tuk
menyuntingmu menjadi permaisurinya.
Sudah saatnyalah kasihku…..!.dirimu
mendapatkan kebahagiaan dalam hidupmu, sudah saatnyalah dirimu mendapat
segala impian, sudah saatnyalah dirimu mendapatkan sejuta pujaan dan
pujian dari sekian banyak pencintamu. Dan aku hanyalah sebagian kecil,
yang kebetulan mendapatkan rahmat yang berlimpah dengan
diberkenankannya hatiku terselib dalam kalbu kemesraanmu.
Tapi ..….!!!lagi-lagi, maafkalah diriku yang
terlalau lancang menempati tahta pangeranmu yang tak kunjung kau
dapati, tapi diriku tak sebanding dengan sebutir mutiara di perut
kerang. Aku hanyalah seeorang budak yang berhayal menjadi raja.
Kasihku………!!!walaupun ku tak bisa
membuktikan dahsyatnya gelombang cintaku, tapi ketahuilah, kendati
kobaran api cinta meluncur dari langit dalam rupa dan warna yang
berbeda-beda, hingga membakar seluruh tubuhku, kau akan dapati betapa
utuhnya hatiku yang tertulis namamu begitu indah didalamnya. Namun
semburat impian yang ditaburkannya sulit rasanya menuai senyum dibalik
kedua bibirmu yang indah.
Dan akupun akan menjadi hamba yang paling
durhaka, jika tidak bisa membawa dirimu dalam impian-impianmu, Tuhan
akan memurkaiku, jika kau terus berjalan bersamaku menyebrangi
jurang-jurang kenestapaan. Kesedihan dan kesengsaraan.
Dan……………….Terkadang ku berangan…..
Andai sejarah mencipatakan diriku menjadi
raja, aku akan senantiasa tetap berada dalam pelukan mesra cintamu, aku
akan mengundang sejuta bidadari tuk menemanimu dalam mimpi-mimpi,
hingga tangispun akan merasa enggan menggelayut di kedua matamu yang
indah, hingga kesedihanpun akan merasa sungkan tuk menyelimuti
keagunganmu.
Tapi…………………….Sejarah menakdirkan yang lain
pada diriku, tuk sekedar merasakan cintamu dalam tutur dan sapa, dalam
simbol dan bahasa, tidak dalam lautan jiwa yang menenggelamkan sukma
menuju surga adam dan hawa.
Itu salahku kasihku, yang membuat dirimu
terjebak dalam lilitan kemerdekaan semu, terperangkap dalam jaring
fatamorgana, kepuasan sementara tapi penyesalan tiada tara.
Aku kan tetap menjagamu, hingga pangeranmu
menjemputmu, dari gubuk tua menuju istana para raja. Dengan kereta kuda
kau bersanding mesra dalam balutan sutra putih sambil tersenyum
mengucap salam perpisahan.
Mungkin saat itulah takdirku dimulai,
senyumku kan terlihat memuaskan bagi sukma yang sekian lama terpenjara,
terpenjara dalam balutan kekuasaan alam yang membuatku diam kaku tak
berdaya.
Ku kan tetap tersenyum dalam sedihku, aku
akan tetap setia pada cintaku, selama nyawaku masih menyatu dalam
hidupku, kaulah permaisuri dalam istana hatiku, kaulah bidadari dalam
surga jiwaku, kaulah istri dalam rumah sukmaku.
Kan kusimpan kenangan ini bersama kelamnya
sang waktu, hingga ajal kan menjemputku menuju dirimu dan keabadian. I
LOVE YOU FOREVER
Maafkanlah kakiku yang berdiri tegak tapi tak bisa membawamu ke singgasana kebahagiaan.
Maafkanlah kedua tanganku yang tak bisa menaburkan bunga-bunga indah di relung hatimu.
Maafkanlah kedua mataku yang tak bisa merubah kegelapan itu menjadi pelangi indah dalam hidupmu.
Maafkalanh hidungku yang tak bisa merasakan aroma tubuhmu yang mengimpikan harumnya surga kautsar.
Maafkalah kedua bibirku yang tak bisa bersenandung tuk menghiburmu dikala kesedihan datang menyambutmu.
Maafkalah kedua telingaku yang tak bisa
mendengarkan deruan nafas kekecewaanmu saat kau mengharapkan senandung
merdu lagu-lagu rindu.
Maafkanlah jiwaku yang membelengumu dalam jerat cintaku, yang tak bisa mewujudkan impianmu menyatu dalam bumi.
Maafkanlah seluruh raga dan jiwaku yang tak
bisa menjelma menjadi mutiara indah dan menyelitimu dengan sutra dalam
mimpi-mimpi indahmu.
Maafkanlah, atas semua mimpi buruk yang menimpamu.
0 komentar:
Posting Komentar