NASEHAT RASULULLAH | NASIHAT UNTUK PARA SUAMI
1. Memberikan mahar kepada istri
“Berikanlah mahar kepada wanita yang kalian nikahi sebagai pemberian dengan penuh kerelaan”.(An-Nisa`:4)
“…berikanlah kepada istri kalian maharnya dengan sempurna sebagai suatu kewajiban”.(An-Nisa`:24)
“Lihatlah apa yang bisa engkau jadikan mahar dalam pernikahanmu, walaupun hanya cincin dari besi”. (HR. Bukhari-Muslim)
2. Menjadi pelindung dan pemimpin bagi istri
“Laki-laki (suami) itu pelindung bagi perempuan (istri), karena Allah
telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain
(perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah memberikan nafkah dan
hartanya”. (Q.S. An-Nisa:34)
3. Berlemah-lembut dalam memperlakukan, mendidik dan memimpin istri
“Bergaullah kalian dengan para istri secara patut. Bila kalian tidak
menyukai mereka maka bersabarlah karena mungkin kalian tidak menyukai
sesuatu padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak”.
(An-Nisa`: 19)
“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, janganlah dia
mengganggu tetangganya, dan perlakukanlah wanita dengan baik. Sebab,
mereka diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok, dan sesungguhnya
bagian tulang rusuk yang paling bengkok adalah bagian atasnya. Jika
engkau bermaksud meluruskannya, maka engkau akan mematahkannya dan jika
engkau membiarkannya, maka ia akan tetap bengkok. Oleh karena itu,
perlakukanlah wanita dengan baik”. (HR. Al-Bukhari Muslim)
4. Memberikan nafkah kepada istri
“Hendaklah orang yang diberi kelapangan memberikan nafkah sesuai
dengan kelapangannya dan barangsiapa disempitkan rizkinya maka hendaklah
ia memberi nafkah dari harta yang Allah berikan kepadanya”.
(Ath-Thalaq: 7)
“Bertakwalah kepada Allah dalam perihal wanita. Karena sesungguhnya
kalian mengambil mereka dengan amanat Allah dan dihalalkan atas kalian
kemaluan mereka dengan kalimat Alah. Maka hak mereka atas kalian adalah
memberi nafkah dan pakaian kepada mereka dengan cara yang ma’ruf”. (HR.
Muslim)
“Engkau beri makan istrimu apabila engkau makan, dan engkau beri
pakaian bila engkau berpakaian. Janganlah engkau memukul wajahnya,
jangan menjelekkannya, dan jangan memboikotnya (mendiamkannya) kecuali
di dalam rumah”. (HR. Abu Dawud)
“Ketahuilah, kalian memiliki hak terhadap istri-istri kalian dan
mereka pun memiliki hak terhadap kalian. Hak kalian terhadap mereka
adalah mereka tidak boleh membiarkan seseorang yang tidak kalian sukai
untuk menginjak permadani kalian dan mereka tidak boleh mengizinkan
orang yang kalian benci untuk memasuki rumah kalian. Sedangkan hak
mereka terhadap kalian adalah kalian berbuat baik terhadap mereka dalam
hal pakaian dan makanan mereka”. (HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Majah)
“Seseorang sudah cukup berdosa bila menyia-nyiakan siapa yang wajib diberinya makan”. (HR. Muslim)
5. Tidak menyebarkan aib istrinya
“Manusia yang paling buruk kedudukannya di sisi Allah pada hari
Kiamat adalah laki-laki yang ‘mendatangi’ istrinya, dan wanita itu pun
‘mendatangi’ suaminya, kemudian ia menyebarkan rahasia istrinya”. (HR.
Muslim)
6. Berbuat baik (ma’ruf) dan sabar terhadap istri
“Dan para istri mempunyai hak yang seimbang dengan kewajiban mereka menurut cara yang ma’ruf”. (Al-Baqarah: 228)
“Kaum mukmin yang paling sempurna keimanannya ialah yang paling baik
akhlaknya, dan sebaik-baiknya kalian ialah yang terbaik kepada
istri-istrinya”. (HR. At-Tirmidzi)
“Islam itu mempunyai tanda dan petunjuk jalan,” dan seterusnya…, di
antaranya disebutkan, “Engkau memberi salam kepada keluargamu ketika
menemui mereka dan engkau memberi salam kepada sautu kaum ketika
melewati mereka. Siapa yang meninggalkan sesuatu dari hal itu, maka dia
telah meninggalkan satu bagian dari Islam. Dan siapa yang meninggalkan
semuanya, maka ia telah berpaling dari Islam”. (HR. At-Tirmidzi)
“Barang siapa -diantara para suami- bersabar atas perilaku buruk dari
istrinya, maka Allah akan memberinya pahala seperti yang Allah berikan
kepada Ayyub a.s atas kesabarannya menanggung penderitaan. Dan barang
siapa – diantara para istri – bersabar atas perilaku buruk suaminya,
maka Allah akan memberinya pahala seperti yang Allah berikan kepada
Asiyah, istri fir’aun”. (HR. Nasa`i dan Ibnu Majah)
7. Membantu istri untuk taat kepada Allah SWT, menjaganya dari api neraka, dan memberikan pengajaran agama
“Wahai orang-orang yang beriman, jagalah diri-diri kalian dan
keluarga kalian dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan
batu….” (At-Tahrim: 6)
“Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan ditanya tentang
kepemimpinannya. Penguasa yang memimpin atas manusia adalah pemimpin
dan ia akan ditanya tentang mereka dan seorang pria adalah pemimpin atas
keluarganya, dan ia akan ditanya tentang mereka”. (HR. Bukhari, Muslim,
at-Tirmidzi, Abu-Dawud, Ahmad)
“Semoga Allah merahmati seorang pria yang bangun malam untuk shalat
dan membangunkan isterinya untuk shalat. Jika istrinya menolak, maka ia
memercikkan air ke wajahnya. Dan semoga Allah merahmati seorang wanita
yang bangun malam untuk mengerjakan shalat dan embangunkan suaminya
untuk shalat. Jika suaminya menolak, maka ia memercikkan air ke
wajahnya”. (HR. An-Nasa’i)
8. Suami berhak cemburu dan menjaganya
“Wahai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu dan putri-putrimu serta
wanita-wanita kaum mukminin, hendaklah mereka mengulurkan jilbab-jilbab
mereka di atas tubuh mereka. Yang demikian itu lebih pantas bagi mereka
untuk dikenali (sebagai wanita merdeka dan wanita baik-baik) hingga
mereka tidak diganggu. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Penyayang”.
(Al-Ahzab: 59)
“Katakanlah kepada wanita-wanita mukminah: ‘Hendaklah mereka
menundukkan sebagian pandangan mata mereka dan menjaga kemaluan mereka…”
(An-Nur: 31)
“… janganlah mereka menampakkan perhiasan mereka kecuali apa yang
biasa tampak darinya (tidak mungkin ditutupi). Hendaklah pula mereka
menutupkan kerudung mereka di atas leher-leher mereka dan jangan mereka
tampakkan perhiasan mereka kecuali di hadapan suami-suami mereka, atau
ayah-ayah mereka, atau ayah-ayah suami mereka (ayah mertua), atau di
hadapan putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau di
hadapan saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki
mereka (keponakan laki-laki), atau putra-putra saudara perempuan mereka,
atau di hadapan wanita-wanita mereka..” (An-Nur:31)
Dalam khutbah haji wada’ Rasulullah SAW berpesan kepada umatnya
tentang banyak hal. Salah satunya adalah mengenai hidup berumah tangga.
Rasulullah SAW berpesan:
“Ingatlah, berilah pesan yang baik terhadap istri kalian.
Sesungguhnya mereka memerlukan perlindunganmu. Sedikitpun kamu jangan
berbuat kejam kepada mereka. Janganlah berbuat sesuatu yang melampaui
batas kepada mereka, kecuali telah nyata bahwa mereka melakukan
kejahatan. Jika memang mereka melakukan kejahatan, janganlah kamu
menemui mereka di tempat tidur. Jika engkau telah memisahkan mereka dari
tempat tidurmu, mereka masih tidak merasa bersalah, maka pukullah
mereka dengan pukulan yang ringan yang tidak melukai. Bila mereka taat,
janganlah berlaku keras terhadap mereka”.
“Ingatlah, sesungguhnya istrimu mempunyai hak terhadap kalian para
suami. Hak kalian terhadap istrinya adalah melarang mereka mengizinkan
masuk seseorang yang tidak kamu sukai kedalam kamarmu dan tidak
mengizinkan masuk orang yang tidak kamu sukai ke dalam rumahmu. Hak
mereka atas kamu adalah kamu pergauli mereka dengan cara yang baik,
tidak memukul mukanya, tidak boleh menjelek-jelekkannya dan memenuhi
segala kebutuhan mereka terutama makanan dan pakaian serta tidak boleh
mendiamkannya kecuali di dalam rumah”. (HR Abu Daud dan At Tirmidzi)
Dalam kesempatan lain Rasulullah saw bersabda, “Ingatlah, orang
mukmin yang paling sempurna imannya adalah orang yang paling baik budi
pekertinya. Orang yang paling baik budi pekertinya adalah yang paling
baik perlakuannya terhadap istrinya” (HR At Tirmidzi)
“Janganlah seorang mukmin memarahi istrinya ataupun seorang wanita
beriman. Jika tidak suka terhadap salah satu sifatnya, maka pasti ada
sifat lainnya yang menyenangkan. Dunia ini adalah suatu kesenangan yang
sementara, dan sebaik-baik kesenangan di dunia adalah wanita yang
shalehah” (HR Muslim)***
0 komentar:
Posting Komentar