Kemungkinan besar opsi pertama akan menjadi opsi favorit mereka lantaran “profesi” ibu rumah tangga adalah sebuah status atau profesi yang kurang (atau bahkan tidak) menjanjikan secara materi dan kurang menantang di tengah tuntutan aktualisasi diri yang mereka butuhkan, apakah benar demikian?
Menjadi
ibu rumah tangga? Ah, kalimat itu sering hanya sebagai kata-kata sinis
bagi wanita-wanita sejawat jika menemui teman wanitanya yang tak meniti
karier. Tapi jangan keliru, ibu rumah tangga tak seremeh yang Anda
bayangkan. Ibu rumah tangga atau dikenal dengan istilah stay at home mom, homemaker
pada hakikatnya justru adalah sebuah medan aktualisasi diri seorang
wanita yang sungguh-sungguh membutuhkan ruh dedikasi yang cukup tinggi,
betapa tidak? Seorang wanita dituntut untuk menunaikan sekian banyak
tugas dan pekerjaan domestik dalam rentang waktu yang tidak mengenal
batas, bahkan bisa dikatakan bahwa seorang ibu rumah tangga jauh lebih
tangguh dan super ketimbang suaminya.
Di sebuah situs media, www.reuters.com,
disebutkan bahwa setelah dilakukan survei kepada 18.000 ibu-ibu rumah
tangga di Toronto, Kanada, mengenai daftar pekerjaan rumah tangga mereka
sehari-hari seperti memasak, membersihkan rumah, merawat anak, mengurus
keluarga, dan sebagainya. Maka sebuah perusahaan standar penggajian
mendeskripsikan nilai, harga, gaji atas “pekerjaan” para kaum ibu ini
bila mereka digaji atas pekerjaan mereka.
Di
Kanada, dari sekian banyak tugas dan pekerjaan domestik seorang ibu
rumah tangga jika digaji maka pendapatan per bulannya mencapai $124.000,
bila dikurskan rupiah dengan kurs Rp 9.000/$ = Rp 1. 116.000.000 per
bulan (baca: satu milyar seratus enam belas juta rupiah). Subhanalloh!
Jika
sekian gaji yang harus diperoleh oleh seorang ibu rumah tangga maka
hanya seorang suami yang CEO yang bisa memberinya uang bulanan atau
minimal suaminya adalah seorang pemilik multi usaha yang sukses. Nominal
tersebut tentu tidak bisa disebut sedikit dilihat dari standard negara
manapun, hatta, negara paling modern dan maju sekalipun.
Perhitungan
pendapatan/gaji tersebut dikalkulasi berdasarkan jenis dan jumlah
pekerjaan yang mereka lakukan, serta kuantitas waktu yang mereka
habiskan sehari-hari, maka nominal Rp 1,116 M. adalah nominal yang layak
bagi mereka.
“Adalah
sebuah kesalahpahaman yang sangat jamak jika pilihan seorang wanita
untuk menjadi seorang ibu rumah tangga dianggap lebih mudah dan lebih
ringan daripada menjadi seorang wanita karier (yang bekerja ) karena
seorang ibu rumah tangga digambarkan hanya duduk manis di rumah,
menonton TV sambil makan camilan,” kata Lena Boltos, seorang surveyor
yang melakukan survey dan kalkulasi tersebut.
Ibu adalah Sekolah
Bahkan
pada hakikatnya, dalam kacamata Islam, seorang ibu rumah tangga
bertanggung jawab penuh atas banyak hal, mulai dari permasalahan
domestik rumah tangga, seperti memasak, bersih-bersih, mengatur anggaran
pembelanjaan, lebih-lebih merawat, dan mendidik anak. Problematika
anak-anak pada masa kini jauh lebih kompleks dari yang diperkirakan.
Para ibu benar-benar menjalankan sebuah “bisnis” rumah tangga, jika arti kata “business’ dikembalikan kepada makna aslinya, (busy: sibuk).
Seorang penyair Arab mengatakan, “Al Ummu Madrosatul Ula, Idzaa A’dadtaha A’dadta Sya’ban Khoirul ‘Irq”
(Seorang ibu adalah sekolah pertama bagi anaknya. Jika engkau
persiapkan ia dengan baik, maka sama halnya engkau persiapkan bangsa
berakar kebaikan).
Kalimat
ini sering menjadi ikon dalam dunia pendidikan Islam. Maka bukanlah
sebuah hal yang berlebihan bila Islam sangat mendorong kaum perempuan
agar senantiasa meningkatkan kualitas pengetahuannya demi terciptanya
suasana yang kondusif bagi keluarga yang membagi peran mereka sesuai
kodrat alamiah yang telah Allah Ta’ala gariskan.
Karenanya,
adalah sangat keliru, jika para ibu masih merasa tak berharga dan
menganggap dirinya tak memiliki nilai ketika menjadi ibu rumah tangga
dan sibuk mengurus anak-anak mereka di rumah.
Wahai
para ibu yang sibuk di rumah, Cheer up! Berbahagialah dan
berbanggalah, ucapkan Alhamdulillah karena ternyata dan terbukti
“karier” Anda sangat bernilai tinggi bila dibandingkan para wanita
karier konvensional di mata dunia. Yakinlah, bahwa Anda jauh lebih
bernilai dan ber”gaji” tinggi di mata Allah Ta’ala jika Anda niatkan khidmah Anda semata-mata ikhlas lillahi Ta’ala.
Sebagai penutup, ada pesan mulia, dari Anas Radhiyallahu ‘anhu ia berkata: “Kaum wanita datang menghadap Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam bertanya:
“Ya Rasulullah, kaum pria telah pergi dengan keutamaan dan jihad di
jalan Allah. Adakah perbuatan bagi kami yang dapat menyamai ’amal para
mujahidin di jalan Allah?” Maka Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam bersabda:
”Barangsiapa di antara kalian berdiam diri di rumahnya maka
sesungguhnya ia telah menyamai ’amal para mujahidin di jalan Allah.” (HR Al-Bazzar).
0 komentar:
Posting Komentar