Nasehat Nabi Luqman Kepada Anaknya

        wihans.web.id – , Allah Ta’ala menasehatkan dengan mengangkat profil seseorang yang benama Luqman. Sebegitu mulianya beliau, sampai-sampai dirinya dijadikan satu nama Surah dalam Alquran, yakni surat Luqman, surat yang ke-31.Beliau diperkirakan adalah orang non-Arab, yang kemungkinan besar adalah orang Ethiopia. Ada juga yang mengatakan bahwa beliau orang Mesir atau Nubia. Bahkan oleh beberapa sumber, beliau dikatakan bernana Aeosop dari Yunani. Dari nasehat-nasehatnya, nampak bahwa beliau itu adalah seorang Nabi Allah, bahkan beberapa orang menuliskan alayhis-salaam dibelakang nama beliau.
Disebabkan nasehat-nasehat beliau yang sangat mulia itu, sampai-sampai nasehat tersebut ditukil oleh Allah Ta’ala sebagai contoh yang baik, hingga diabadikan didalam Alquran-ul-karim. Nasehat-nasehat berharga itu adalah:
 
                                                                
(1) Bersyukur kepada Allah

“Dan sesungghnya Kami telah menganugerahkan kepada Luqman kebijaksanaan dan ia berkata ‘Bersyukurlah kepada Allah’ dan barangsiapa bersyukur, maka sesungguhnya dia bersyukur untuk faedah dirinya. Dan barangsiapa tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya, Maha Terpuji” (QS 31: 13)

Allah Ta’ala tidak membutuhkan segala sesuatu, karena Dia-lah yang memiliki alam-semesta ini. Dengan bersyukur kepada-Nya, berarti kita ingat (dzikir) kepada-Nya, dan hal itu adalah merupakan ibadah.

Bersyukur itu bisa diungkapkan dengan berbagai cara, diantaranya:

1. Dengan hati atau fikiran, yakni selalu mengingatnya.

2. Dengan lidah atau ucapan, yakni dengan memuji, atau memuliakan.

3. Dengan anggota badan, yakni dengan cara membalas kebaikan yang diterima, bahkan membalas dengan yang lebih baik sangat dianjurkan. Inilah tingkatan syukur yang paling tinggi.

Namun cara kita bersyukur kepada-Nya adalah terus meningkatkan ibadah kita, baik ibadah secara langsung kepada-Nya, maupun ibadah dengan cara berbuat baik kepada sesama manusia.

Dengan kita bersyukur, maka nikmat-nikmat kita PASTI akan ditambah. kebalikannya, dengan kita ingkar/melupakan [karunia]-Nya, maka adzab yang pedih-pun sudah menunggu kita, seperti Firman-Nya:

“Dan ketika Tuhan-mu mengumumkan’Jika kamu bersyukur, pasti Aku akan menambahkan lebih banyak karunia kepadamu; dan jika kamu tidak mensyukuri, sesungguhnya azabku sangat keras’ ” (QS Ibrahim [14]: 8)
(2) Tidak Menyekutukan Allah

“Dan ingatlah tatkala Luqman berkata kepada anak-anaknya, ketika memberikan nasehat kepadanya, ‘wahai anakku! Janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Allah. Sesungguhnya syirik itu pasti keaniayaan yang besar’” (QS 31: 14)

Secara umum, Syirik itu ada dua macam, yaitu:

(1) Syirik yang jelas

Syirik yang jelas adalah dengan cara kita menyembah kepada Tuhan yang lain selain beribadah kepada Allah. Atau mempunyai keyakinan misalnya kepercayan-kepercayaan bahwa satu tempat itu mempunyai “penunggu” yang berkuasa, dan dengan memberikan sesaji-sesaji, maka hal itu akan menolak bala atau memberikan rizqi. Hal itu lambat-laun akan memicu azab yang pedih dari-Nya.

(2) Syirik yang tersembunyi

Syirik yang tersembunyi susah untuk disebutkan satu-per-satu karena hal ini sangat halus. Namun intinya, ketika kita mengutamakan sesuatu selain ibadah kepada-Nya, maka hal itu merupakan syirik.

Misalnya: mengutamakan pekerjaan daripada shalat, berbohong (yang berarti mengutamakan keselamatan diri dari orang lain dengan tidak menghiraukan bahwa Allah itu Maha Mengetahui) dll.

(3) Berbuat baik kepada Orang tua

“Dan Kami telah memerintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada ibu-bapak-nya, karena ibunya telah mengandungnya dalam kelemahan diatas kelemahan, dan penyapihan susunya dalam dua tahun, supaya kalian bersyukur kepada-Ku dan kedua orang-tua kalian. Hanya kepada-Ku-lah tempat kembali” (QS 31: 15)

Perintah beryukur kembali diulang, yakni bersyukur kepada-Nya dan kepada orang tua. Dan cara bersyukur yang sangat dianjurkan Allah Ta’ala kepada orang tua adalah BERBUAT BAIK kepada keduanya.

Kita semua pasti mempunyai orang tua, Bersyukurlah kalau kedua orang tua atau salah satuny masih berada di dunia. Kita bisa bebuat baik secara langsung kepada mereka. Jika-pun orang tua kita sudah tiada, maka kita bisa selalu mendoakan mereka. Dengan mendoakan mereka, maka doa kita akan sampai kepada mereka sebagai amal jariyah (amal yang terus mengalir). Oleh karena itu selalu ajarkanlah kepada para keturunan kita bahwa kita mendoakan kedua orang tua kita, dan ajarkan juga agar para keturunan kita pun mendoakan kita. Hal ini akan menimbulkan suasana SURGA, baik di dunia, alam kubur maupun di akhirat nanti. Begitu indahnya ajaran Islam ini.

Selain itu, ketika ada kles dengan orang tua mengenai masalah keyakinan maka Allah Ta’ala berfirman:

“Dan apabila keduanya memaksa engkau supaya mempersekutukan-Ku, yang mengenai itu engkau tidak mempunyai pengetahuan, maka janganlah engkau mentaati keduanya, tetapi bergaullah dengan keduanya dengan baik-baik dalam urusan dunia; dan ikutilah jalan orang yang tunduk kepada-Ku. Kemudian kepada-Ku-lah tempat kembalimu, maka Aku akan memberitahukan kepadamu tentang apa yang senantiasa kamu kerjakan; ” (QS 31: 16)

Intinya, tetaplah berbuat baik kepadanya dan selalu taat kepada mereka, kecuali jika mereka ingin agar kita mempersekutukan-Nya.

Misalnya: jika orang tua kita menyuruh agar kita mengutamakan hal yang lain dengan tidak memperdulikan beribadah, kepada-Nya, maka tolaklah dengan cara yang baik dan selalu berbuat baik kepada mereka.

(4) Allah Maha Mengetahui [Segala Amal-Perbuatan Manusia]

“Luqman berkata, Wahai anakku! sekalipun amal itu sebesar biji sawi, dan sekalipun amal itu tersembunyi di dalam batu karang, atau di dalam seluruh langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mengeluarkannya. Sesungguhnya Allah Mengetahui rahasia-rahasia paling tersembunyi, Maha Waspada” (QS 31: 17)

Jadi, hati-hatilah dalam berbuat dan beramal; perbanyaklah beramal baik di dunia, karena hanya di dunia-lah tempat untuk berbuat baik, jangan sampai terlambat.

(5) Mendirikan Shalat, Amar-Ma’ruf Nahi Mungkar dan Sabar

“Wahai anakku! Dirikanlah shalat dan suruhlah orang mengerjakan kebaikan dan cegahlah orang berbuat keburukan, dan bersabarlah atas apa yang menimpamu. Sesungguhnya yang demikian itu adalah perkara-perkara yang penting” (QS 31: 18)

(6) Tidak Sombong

“Dan janganlah engkau memalingkan pipimu dari orang-orang yang angkuh, dan janganlah berjalan di muka bumi dengan sombong. Sesungguhnya Allah tidak mencintai orang yang congkak dan sombong” (QS 31: 19)

Ingat bahwa kita tidak mempunyai sesuatu-pun didunia ini. Semuanya adalah kepunyaan-Nya, maka janganlah menyombongkan diri. Begitu pula dengan kepandaian dan kecakapan, hati hati dengan karunia tersebut, karena ada yang lebih mahir dari pada kita, dan Allah pun bisa mencabut sewaktu-waktu kemampuan kita itu. Oleh karena itu selalulah RENDAH HATI, karena kita BUKAN TUHAN.

(7) Hidup Sederhana dan Bersuara Lembut

“Dan berjalanlah kamu dengan sederhana, dan rendahkanlah suaramu. Sesungguhnya yang paling tidak menyenangkan diantara suara-suara ialah suara keledai” (QS 31: 20)

Senada dengan nasehat diatas, kita disuruh untuk hidp sederhana, tidak bermewah-mewahan, karena dengan hidup mewah, maka hal itu akan memicu kesombongan dalam hati kita, dan hal itu merupakan awal kehancuran hati dan diri kita.

Bersuara lembut-pun sangat dianjurkan untuk menjaga kredibilitas kita sebagai seorang muslim dan sebagai pribadi yang taat kepda-Nya.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top